Selasa, 23 Desember 2008

Ada kebaikan setelah kemalangan


Lucu emang.. setelah ku mengeluh dan mengkritisi atas ketidak bijaksanaan pihak Universitas yang kutuju tidak lulus. Ternyata Allah membalasnya dengan berkali lipat kebaikan. Setelah aku test PPDS Anak disalah satu Universitas di Indo.. yang notabene hanya meluluskan anak-anak staf.. saya ikut test CPNS DEPKES dan CPNS DEPKUMHAM..awalnya saya juga mau mendaftar CPNS di Prov bengkulu (tempat saya PTT dahulu), tapi waktunya tidak memungkinkan.. pembukaan CPNS bengkulu 5 desember,,, saya pastikan saat itu saya sedang di Saudi Arabia.. Oh iya.. Paska PTT bln agustus (sebelum saya ikut ujian PPDS anak) saya sudah dikontrak sebagai dokter ONH PLUS BALDA ini yang ke-2 Kalinya saya ikut Haji dengan PT. BALDA (ok punya lo...nanti saya ceritakan tentang BALDA pada sesi berikutnya). Jadi yang saya ikuti adalah paska PTT: -> PPDSanak -> CPNS DEPKUMHAM -> CPNS DEPKES -> Naik Haji dengan BALDA.
Setelah saya uring-uringan gak karuan setelah gagal masuk PPDS, saya ujian DEPKES di istora Senayan (tentunya setelah prosesi administarasi yng cukup rumit,,, banyak teman-teman gagal dalam proses admin ini. Saya bareng ujian bersama teman PTT saya Uliyanti, teman sekelas saya wawan, nuria,dan pacarnya asnawi dulu.. oh iya saya memilih YANMED didepkes ini.. dari peserta ini ribuan dokter yang ikut tahun ini..YANMED hanya minta 5 dokter..
Lalu saya ikut ujian CPNS DepKumHAM. bersama teman saya Uliyanti..teman PTT saya Neta, dan teman kelas saya SiKembar Dina dan Dini.. Pesertanya 80 orang yang diminta hanya 36 dokter.. Ini Pertamakalinya KumHam buka banyak buat dokter.. karena LP Cipinang mau buat RS sekelas Pertamina atau RS PELNI.. Untuk Spesialisnya diminta masing-masing 2 dokter.. S2nya MMRS juga diminta 2, Psikolognya juga 2..
Dua di Antara Ujian yang saya ikuti saya LULUS dengan MURNI tanpa bayar sepeserpun.. di YANMED DEPKES.. ALhamdulillah ternyata birokrasi kita masih ada hati nurani..Padahal setahu saya untuk masuk jadi CPNS dari S1 bayar 80juta.. diBengkulu minta 80 juta.. PPDS anak di Universitas.. lebih gila lagi >150 juta..(mau jadi apa nantinya spesialist atau PNS yang bayar hanya demi menaikkan harga dirinya) Semoga Allah membuka hati Nurani orang-orang yang hatinya seperti Qarun.
Saya buka ropeg depkes untuk mengetahui lulus apa tidaknya tgl 26 Nov 2008, jam 3 pagi..tahu saya lulus saya jadi bingung karena saya gak punya surat sehat baru, gak tau caranya daftar, gak punya surat Narkoba. pagi jam 6 saya sudah mebuat satu rumah kalang kabut.. saya kumpulkan syarat-syaratnya. pagi-pagi kusuruh adikku Asti membuaat surat lamaran dan membuat CV,ku jam 8 pagi sudah ke warnet utk ngisi formulir online.. lalu kepuskesmas minta surat sehat, lalu ke RS Persahabatan minta surat Narkoba. Lalu ke DEPKES kebagian yanmed, ketemu dengan orang kepegawaian, kuceritakan kemereka( pak bagus dan bu sumiati),bahwa aku cuma bisa ngumpulkan berkas hari ini (tgl 26/11/08). karena keesokkan harinya ku berangkat Haji (27/11/08 jam 10 pagi). Mereka sangat membantuku dan mereka menerima persyaratanku. hingga akhirnya aku bisa bernafas lega untuk pergi Haji keesokkannya... Pas lagi Hajian ku dengar ku gak lulus KumHAm dan Istriku positif Hamil untuk anak yang ke 2..Prosesi HAJIan juga nikmat, Ringan dan Mudah.(Alhamdulillah,terima kasih untuk adikku Asti yang membuat surat lamaran dan mengisi blanko C4, trims anak & istriku krn dah disampingku. Trims Ayah Bundaku yang kasih Suport, Trims Adikku Yahya yang mengantarku Ujian di Depkes, Trims adikku yayat yeng mebelikan materai kertas polio dll..trims juga buat mas bagus dan bu Sumiyati dan dr. Embri..Kru BALDA Pak Boyke, Ust Agus Salim, Ust Makrus, Ust Imron, Abdullah, Nasri, Risman, Pak Abduh, Pak Dadang, Pak Ari, Mbak Mutia, Mbak Neneng, jamaahku yang baik-baik.. dan nama-nama yang tidak dapat kusebutkan) sering-seringlah baca surat Insyirah ketika kita dalam kesusahan dan sabar. semoga Allah membalas berkali lipat pula.

5 komentar:

Trisnajaya '93 mengatakan...

Alhamdulillah ...Selamat Menjadi CPNS Depkes...Kalo kita mau merubah suatu sistem harus masuk kedalam sistem itu...Mudah2an dengan menjadi PNS birokrasi kita masih belum bener bs dirubah ya...Ada senior mu dari FK UMY di bagian Akreditasi RS kalo gak salah dilantai 5 nama nya dr. Budi Sylvana...Ntar kamu cari aja kalo dah kerja...

Dr.Gozali.com mengatakan...

ok.. trims mas.. apa lanjutan rencana mas?

Dr.Gozali.com mengatakan...

ALHAMDULILLAH,
THANKS TO KOHIR, TAUFIK, TRISNA JAYA, YANG MENSUPORTKU.. BTW ALLAH MEMBALAS BERKALI LIPAT, CPNS DEPKES,HAJIAN, DAN ANAK YANG KE-2.

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah, ikut bersyukur,meski saya tdk mengenal Antum, tp saya bersyukur begitu tau kapasitas Antum, ketrima di TeKim UGM meski tidak diambil(artinya memang Antum mampu, hanya mungkin ada yang lebih beruntung). Bukan apa2, cuman jadi dokter berarti merupakan pilihan bersedia "menyokong" hidup (baca nyawa) manusia. Kalau mampu (ilmu kedokterannya) Insya Alloh manfaat, kalau tidak Wallohu'alam. Paling tidak untuk menegakan diagnosis akhir kemudian memberikan medikasi serta tindakan medis yang tepat (dg standar error plg minimal) tidak akan membahayakan kelangsungan hidup seorang manusia. Karena setau saya skrg ini banyak yg berlomba-lomba jadi dokter, bahkan meski harus merogoh uang ratusan juta (ampun, puluhan juta aja saya ga mampu), ngejar gengsi mungkin, padahal mereka (yg masuk dng uang besar itu/ Antum bukan lho karena itu masih wajar untuk ukuran di FK), mungkin masuk ilmu keperawatan aja udah sambat setengah hidup. Asumsi saya, kalo passing grade masuk fak kedokteran 500, tp kemampuan terukurnya cuma 250, apakah Rp 250jt menjamin otaknya jadi mampu menerima 250 points sisanya? Karena akhir2 ini sebagaimana dengan semakin dinyaringkannya gaung UU praktek kedokteran, maka peraturan mungkin akan semakin ketat. Benar bahwa ini juga membuka lahan bagi pengacara2 "jalanan" yg suka mencari mangsa untuk diterkam dengan memanfaatkan "kelemahan" yang timbul oleh karena seorang dokter memang kurang pantas menjadi dokter. Saya sendiri bukan orang pinter, apalagi dokter, tapi mendengar cerita dari teman saya yang pernah ngalamin,saya jadi ngeri. Hal itu mungkin tidak lepas dari alur tadi, dgn uang yg banyak mau jadi apa aja terakomodir, termasuk menjadi dokter. Herannya kok bisa ya lulus dg GPA yg...(ga enak sih nyebutnya),pdahal (maaf) setau saya (c4 tanya2 jg soalnya) katanya buat jd dokter tu di negeri harus diatas 2,5 (kalo g salah). Itu udah lulus profesi lho yg lebih banyak prakteknya, gmna ip S.Ked nya. Saya jadi ingat ada hadits Rasululah," Dan apabila suatu amanah (bisa juga diartikan tanggungjawab/pekerjaan) tidak diserahkan kpd ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya". Wah kalau ini dikorelasikan dg profesi dokter, kan ngeri ya. Siapa yang akan hancur, dokternya atau pasiennya yang notabene masyarakat. Antum yang saya hormati, doa saya, semoga Alloh meridhoi langkah Antum, Syuhkur da jadi PNS juga. Selamat berjuang dok, smoga membawa manfaat dan kemaslahatan umat. Jazakumullah. Wassalam.

ponari mengatakan...

O..O..O..
ora ono maling sing ngaku maling. Aja iyik baen.......